SURABAYA, TEROPONG-PT Terminal Teluk Lamong (TTL) Capaian kenerja melebihi target sampai November 2023, hal itu terwujud tidak lepas dari kinerja Pelindo kolaborasi bersama tim Terminal Teluk Lamong dengan mempergunakan alat optimalisasi, efesiensi maupun menekan biaya logistik agar lebih rendah dan itulah penerapan core bisnis di terminal petikemas Surabaya.
Sedangkan arus petikemas dipatok sebesar 766.294 TEUs atau tumbuh dengan naik 1,25%. Capaian sampai November 2023 itu pun telah terealisasi sebesar 92,06% dari target yang direncanakan yakni 842.803 TEUs. Arus bongkar muat Naik terus dari tahun sebelumnya dan melebihi target dari pemegang saham.
Sedangkan untuk kinerja arus curah kering melebihi target juga yang marketnya 98% untu di Jawa Timur. Dan TTL sampai November 2023 terealisasi sebanyak 3,27 juta ton atau meningkat 4,21% dibandingkan periode sama tahun lalu yakni 3,14 juta ton. Capaian curah kering tahun ini juga melebihi target 2023 yang dipatok 3,18 juta ton. Jadi untuk “Capaian di tahun ini tidak lepas dari berbagai upaya tim TTL dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada perusahaan/stokholder,” ungkap David Pandapotan Sirait Ditektur Utamam TTL saat memperingati HUT TTL yang Ke 1O, Kamis (28/12/23).
Sementara kinerja arus peti kemas bisa mencapai sekitar 879.978 TEus atau tumbuh 4% dibandingkan target pada 2023 seiring dengan berbagai strategi yang tengah disiapkan perusahaan.
David menambahkan, untuk tahun depan TTL berencana melakukan kontainerisasi cargo SBM PT Charoen melalui pola single port atau bongkar seluruh muatan impor SBM sebanyak sekitar 100.000 ton/tahun di Surabaya guna dikontainerisasi di TTL dan dimuat ke Makassar.
“Kami akan melakukan penjajakan untuk penambahan servis baru melalui opotimalisasi pelayanan dan customer engagement, serta melakukan optimalisasi kerja sama pelayanan kargo Freeport dari JIIPE Gresik menuju TTL transhipment menggunakan kapal tongkang,” ujar David.
Dengan inisiatif sesuai trategi subholding peti kemas, TTL pada 224 akan terus melanjutkan pengembangan bisnis dan kemitraan, di antaranya seperti optimalisasi hub and spoke (domestik-domestik wilayah timur), eksplorasi pengemangan pelabuhan transhipment (domestik ke internasional atau sebaliknya), pengembangan pelabuhan melalui kerja sama strategis atau pemurnian bisnis, contohnya pengalihan pengelolaan Pelabuhan Nilam ke TTL
“Ada juga pengembangan bisnis peti kemas kontainerisasi komoditas melalui kerja sama dengan MTI atau secara langsung dengan cargo owner, serta penyelenggaraan dan pengembangan pelabuhan milik kementerian/lembaga,” rincinya.
Adapun kinerja arus peti kemas melalui TTL di sepanjang Januari – November 2023 ini telah mencapai 775.845 TEUs atau tumbuh 4,4% dibandingkan periode sama 2022 yakni sebanyak 743.162 TEUs.
Meski begitu, lanjut David, TTL masih tetap optimistis bisa mencapai target tahun depan lantaran kinerja dan utilisiasi operasional TTL sudah cukup memadai.
“Jika dilihat ada yang angka merah tapi itu ada catatan kecil, sebenarnya semua meningkat. Dengan RKP catatan semua hitam terealisasi meningkat. Serta kedepan juga akan di perbaiki akan lebih baik” harapnya. (B. Sitinjak)